Retensi urin pascaoperasi merupakan komplikasi umum pada artroplasti sendi total. Namun, mekanisme terjadinya retensi urin sangat kompleks dan tidak jelas, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti metode anestesi, jenis obat analgesik, mental dan psikologis dan kelemahan detrusor kandung kemih. Ditemukan bahwa kejadian retensi urin pada pasien tanpa kateter adalah 35% dibandingkan dengan 19% pada pasien dengan kateter menetap. Penjelasan potensialnya adalah bahwa sebagian besar pasien dalam percobaan menerima anestesi epidural dan bahkan analgesia epidural dalam 48 jam setelah operasi. Anestesi epidural memiliki waktu yang lebih lama untuk blok parasimpatis, dan detrusor kandung kemih terutama didominasi oleh saraf parasimpatis. Oleh karena itu, anestesi epidural lebih mungkin menyebabkan retensi urin pascaoperasi.
Meskipun pasien dengan anestesi umum masih dapat mengakibatkan retensi urin karena penghambatan refleks urin yang ada. Namun, skor nyeri pasca operasi pada pasien dengan anestesi umum lebih rendah dibandingkan dengan anestesi spinal. Akibatnya, dibutuhkan lebih sedikit opioid dan memperoleh aktivitas fungsional lebih awal, yang berkontribusi pada pemulihan fungsi kandung kemih dini. Selain itu, anestesi umum memiliki efek yang lebih kecil pada refleks urin dibandingkan anestesi epidural dan spinal, kemudian pemulihan fungsi kandung kemih pasca operasi juga lebih cepat daripada metode anestesi lainnya. Dengan melakukan randomized controlled trials (RCT), di mana semua pasien menjalani anestesi umum dengan inhalasi intravena; ditemukan tingkat retensi urin pasca operasi sebesar 5,4% untuk pasien tanpa kateter urin menetap dibandingkan dengan tingkat retensi urin pasca operasi sebesar 3,6% untuk pasien dengan kateter urin menetap. Pasien yang mengalami retensi urin setelah pelepasan kateter yang diperlukan untuk memasang kembali kateter, menunjukkan bahwa pemasangan kateter sebelum operasi tidak cukup untuk menghindari risiko retensi urin. Hasil meta-analisis saat ini konsisten menunjukkan bahwa total knee arthroplasty (TKA) tanpa kateter tetap aman dan layak.
Meta-analisis juga menunjukkan bahwa infeksi saluran kemih lebih tinggi secara signifikan pada pasien dengan kateter menetap. Infeksi saluran kemih dianggap sebagai faktor predisposisi infeksi prostesis sendi, terutama pada pasien yang menerima implan sendi permanen. Selain itu, infeksi saluran kemih merupakan 40% dari semua infeksi yang didapat di rumah sakit, yang mengakibatkan beban biaya pengobatan yang besar. Dianggap bahwa infeksi pada pasien dengan penyakit saluran kemih mungkin memerlukan rawat inap lebih lama untuk pemeriksaan dan perawatan tambahan. Oleh karena itu, pencegahan infeksi saluran kemih akan menjadi langkah penting untuk mengurangi infeksi sendi dan biaya pengobatan. Studi ini menunjukkan bahwa pengurangan penggunaan kateter berpotensi mengurangi kejadian infeksi sendi pada TKA. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok yang ditemukan dalam lama tinggal dan durasi operasi.
Kesimpulan:
Pasien dengan kateter menetap meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih dan memperpanjang waktu buang air kecil pertama. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam retensi urin, lama tinggal, dan durasi operasi.
Ref:
Shuai M, Li Y. Indwelling catheter increases the risk of urinary tract infection in total knee arthroplasty: A meta-analysis of randomized controlled trials. Medicine (Baltimore). 2021 Apr 16;100(15):e25490. doi: 10.1097/MD.0000000000025490. PMID: 33847659; PMCID: PMC8052073.
RMS