Skip to content

PT. Enseval Medika Prima

Efektifitas Chest Fisioterapi Dan Posisi Fowler Terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen

Berfokus pada Effectiveness Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) dengan Pursed Lips Breathing Technique (PLBT), posisi tripod dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien PPOK. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan rata-rata saturasi oksigen sebelum dan sesudah ACBT dan posisi tripod dengan P-value 0,000. Pemberian posisi tripod pada pasien PPOK akan mengangkat diafragma dan otot interkostal eksternal ke posisi ± 45 derajat.

Diafragma dan interkostal eksternal adalah otot inspirasi utama. Otot diafragma yang berada pada posisi 45 derajat menyebabkan gaya gravitasi bumi bekerja secara memadai pada otot inspirasi primer, memudahkan otot bergerak ke bawah, meningkatkan volume rongga dada dengan menambah panjang vertikal. Rongga dada yang membesar menyebabkan tekanan di rongga dada mengembang dan memaksa paru-paru mengembang. Peningkatan ventilasi pada pasien sesak nafas yang telah diposisikan pada tripod akan meningkatkan pelepasan karbondioksida dan meningkatkan asupan oksigen ke intra alveolar sehingga saturasi dalam tubuh meningkat.

Pada pasien PPOK terjadi penurunan saturasi oksigen dengan gejala sesak nafas yang dialami. Saturasi oksigen berkurang karena jumlah oksigen dalam sel darah merah rendah, yang membawa hemoglobin ke jantung kiri dan dialirkan ke kapiler perifer, sehingga terjadi gangguan pasokan oksigen dalam darah di arteri, yang akan merugikan tubuh pasien. Efek lain yang sering terjadi dengan penurunan nilai saturasi oksigen secara terus menerus pada pasien PPOK akan mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut menjadi hipoksia, sehingga terjadi penurunan aktivitas fungsional sehari-hari, penurunan konsentrasi, dan perubahan mood. Kondisi pasien PPOK yang sesak nafas terus menerus menurunkan saturasi oksigen sehingga dapat terjadi sianosis.

Saturasi oksigen adalah persentase hemoglobin (Hb) yang terikat dengan oksigen di dalam arteri, yang dalam kondisi normal seharusnya berada di antara 95–100%. Penentuan oksigen dengan menggunakan saturasi oksigen di arteri dalam pemeriksaan analisis gas darah. Peningkatan saturasi oksigen dapat dipengaruhi, antara lain: terganggunya proses difusi oksigen akibat hambatan pada paru dan pembuluh darah sehingga jumlah oksigen yang terikat Hb berkurang, penumpukan sekret yang dapat mengganggu proses jaringan oksigenasi akibat terhambatnya transpor oksigen yang ditandai dengan penurunan SaO2. Sirkulasi dan aktivitas pasien dimana masing-masing faktor tersebut memiliki peran dalam meningkatkan atau menurunkan saturasi oksigen. Beberapa teknik dapat melakukan pengukuran saturasi oksigen. Penggunaan oksimetri nadi merupakan teknik yang efektif untuk memantau pasien terhadap perubahan kecil atau mendadak saturasi oksigen.

Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi oksigen pada pasien dengan ventilator yaitu hemoglobin (Hb). Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak lepas dari kondisi fungsional sistem pernapasan. Apabila terjadi gangguan pada salah satu organ sistem pernapasan, maka kebutuhan oksigen akan terganggu oleh banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan oksigen, seperti sumbatan pada saluran pernapasan. Bersihan jalan napas yang tidak efektif adalah suatu kondisi ketika seseorang mengalami ancaman aktual atau potensial terhadap status pernapasan karena ketidakmampuan untuk batuk secara efektif. Pasien dengan bersihan jalan napas tidak efektif dapat diberikan fisioterapi dada yang merupakan salah satu tindakan dalam mengurangi penumpukan cairan/sputum di paru-paru.

Fisioterapi dada adalah terapi yang digunakan dalam kombinasi untuk memobilisasi sekresi paru, mengeluarkan sekret yang tertahan, sehingga mudah dikeluarkan dan jalan napas bersih. Berbagai jenis fisioterapi dada yaitu perkusi dada, vibrasi, dan Postural Drainage (PD) meningkatkan saturasi oksigen pasien dengan bersihan jalan napas yang tidak efektif. Fisioterapi dada dilakukan sekali sehari dengan postural drainage, perkusi, dan vibrasi selama 20 menit kemudian posisi tripod atau fowler selama 5 menit. Intervensi ini dapat menghilangkan sekret, membantu mengurangi sesak napas pada pasien, dan mempengaruhi nilai peningkatan saturasi oksigen pada pasien PPOK.

Berdasarkan literatur yang mengkaji peningkatan saturasi oksigen pada pasien PPOK baik dengan menggunakan metode posisi tripod maupun pursed lips breathing, didapatkan hasil bahwa posisi tripod dan latihan pursed lips breathing efektif meningkatkan saturasi oksigen pada pasien PPOK dengan serangan sesak napas. Posisi tripod dapat mempengaruhi proses pernafasan dan meningkatkan saturasi oksigen pada penderita PPOK. Posisi fowler tinggi lebih efektif dalam meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma yang diberi nebulizer.

RMS