Skip to content

PT. Enseval Medika Prima

Analisa Bilirubin Total Penderita TBC Setelah Mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru dan bronkus. TB paru tergolong penyakit airborne infection, yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru kemudian menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui bronkus atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Penderita TB paru dengan hasil pemeriksaan BTA positif (+) merupakan penularan yang paling utama. Pada saat batuk atau bersin, penderita dapat menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Percikan dahak yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. TB dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati, 50% dari pasien TB akan meninggal setelah 5 tahun. Diperlukan pengobatan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), seperti Isoniazid (H), Etambutol (E), Pirazinamid (Z), Rifampicin (R), dan Steptomisin (S) yang diberikan selama 6 bulan.

Bilirubin di metabolisme oleh hati dan dieksresikan ke dalam empedu. Metabolisme bilirubin dimulai oleh penghancuran eritrosit setelah usia 120 hari oleh sistem retikuloendotel menjadi heme dan globin. Akumulasi bilirubin berlebihan di kulit, sklera dan membran mukosa dapat menyebabkan warna kuning yang disebut ikterus. Ikterus atau Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin yang melebihi batas normal. Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar bilirubin yaitu obat yang bersifat hepatotoksik (primakuin, sulfa, streptomisin, rifampisin, teofilin, asam askorbat). Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi lebih sering terjadi akibat peningkatan pemecahan eritrosit, sedangkan peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi lebih diakibatkan oleh gangguan fungsi hati.

Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikulo endotel membuat bilirubin tidak larut dalam air, bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air, sehingga disebut bilirubin direk atau glukoroniltransferase, selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk bilirubin terkonjugasi. Proses konjugasi melibatkan enzim glukoroniltransferase, selain dalam bentuk diglukoronida dapat juga dalam bentuk monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, xylosa dan sulfat. terkonjugasi dikeluarkan melalui proses energi kedalam sistem bilier. Selain bilirubin masuk ke dalam usus, bakteri kolon mengubah bilirubin menjadi urobilinogen yaitu beberapa senyawa tidak berwarna yang kemudian mengalami oksidasi menjadi pigmen coklat urobilin. Urobilin diekskresikan dalam feses tetapi sebagian urobilinogen direabsorpsi melalui usus, dan melalui sirkulasi portal diserap oleh hati dan direekskresikan dalam empedu. Karena larut air, urobilinogen juga dapat keluar melalui urin apabila mencapai ginjal.

Peningkatan kadar bilirubin total ini dapat disebabkan karena:

  1. Penderita mengkonsumsi OAT secara terus menerus tanpa disertai dengan pola hidup yang sehat.
  2. Terjadinya hemolisis eritrosit pada sampel yang diperiksa.
  3. Sebelum dilakukan pengobatan dengan OAT kemungkinan kadar bilirubin total pasien sudah meningkat. Efek dari pemakaian OAT (Isoniazid, Rifampisin, Streptomisin) dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, yang termasuk ke dalam fungsi hati salah satunya adalah bilirubin.

Selama mengkonsumsi OAT disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat. Disarankan agar melakukan pemeriksaan darah rutin terlebih dahulu. Selama melakukan pemeriksaan di sarankan serum diperiksa dengan benar dan teliti guna meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk petugas laboratorium disarankan memakai alat pelindung diri (APD) agar tidak terinfeksi. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melakukan pemeriksaan terhadap parameter faal hati lainnya seperti SGOT, SGPT, gamma GT, alkali fosfatase, cholinesterase dan protein total.

Ref:

Tiara Rajagukguk,M.KM. Analisa Bilirubin Total Penderita Tuberculosis Paru Setelah 5 Bulan Mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 5 No. 2 Oktober 2019. Universitas Ubudiyah Indonesia. e-ISSN : 2615-109X

RMS