Pasien yang dirawat di bagian perawatan akut harus diawasi dengan ketat untuk meningkatkan keselamatan mereka. Di antara lima tanda vital umum: denyut nadi, tekanan darah, oksimetri nadi, laju pernapasan (RR), dan suhu, RR yang paling membutuhkan pemantauan terus menerus. RR adalah parameter yang paling sensitif untuk mendeteksi kemunduran klinis. Pemantauan RR dapat membantu menilai keparahan kerusakan, untuk memprediksi terjadinya efek samping yang serius dan untuk memperkirakan respons terhadap pengobatan.
RR diatur oleh sistem saraf pusat berdasarkan masukan pusat dan perifer dari reseptor kemo. Ini bervariasi untuk menjaga konsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam darah pada tingkat yang mendekati kisaran normal. Setiap penyakit yang menyebabkan hipoksemia, hipokapnia atau hiperkapnia, seperti pneumonia, emboli paru, gagal jantung akut atau eksaserbasi akut PPOK, akan dideteksi dengan cepat dengan modifikasi RR.
Variasi RR jauh lebih besar daripada perubahan denyut jantung atau tekanan darah sistolik dan akibatnya lebih rentan untuk membedakan pasien stabil dari pasien beresiko. Selain itu, perubahan RR lebih cepat dan lebih mudah diukur. Terakhir, pemantauan RR berguna dalam diagnosis efek samping iatrogenik spesifik, di mana yang paling sering adalah depresi pernapasan selama periode pasca operasi atau setelah keracunan obat ketika obat atau zat yang menekan ventilasi digunakan.
Pneumografi impedansi adalah metode yang umum digunakan untuk pengukuran RR secara terus menerus dan otomatis. Ini didasarkan pada penggunaan arus bolak-balik antara dua elektroda permukaan yang merekam gerakan dada. Namun, setiap gerakan seperti tremor atau upaya pernapasan glotis tertutup (seperti pada apnea obstruktif) menyebabkan variasi impedansi dan dengan demikian mendeteksi siklus pernapasan yang salah. Kapnometri dianggap sebagai standar emas pada pasien dengan ventilasi mekanis tetapi sulit dilakukan pada pasien yang tidak diintubasi.
Transduser akustik mengukur RR dengan akurasi tinggi tetapi batuk, bersin, mendengkur, atau tangisan dapat mengganggu performanya. Kamera termal inframerah adalah sistem yang relatif baru dan tampak dapat diandalkan, tetapi rentan terhadap gerakan tubuh dan interaksi yang berbeda antara pasien dan sistem.
Pemantauan RR yang berkelanjutan penting sebagai cara untuk meningkatkan keamanan pasien yang dirawat di unit perawatan akut.
Ref:
Marjanovic, N., Mimoz, O. & Guenezan, J. An easy and accurate respiratory rate monitor is necessary. J Clin Monit Comput 34, 221–222 (2020). https://doi.org/10.1007/s10877-019-00357-1
rms